KURIKULUM SEBAGAI SUATU SISTEM


KURIKULUM SEBAGAI SUATU SISTEM

Beberapa pandangan dari para ahli mengenai Sistem : Menurut Ludwig Von Bartalanfy, “Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.” Menurut Anatol Raporot, “Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.” . Seperti yang kita ketahui bahwasanya kurikulum memiliki komponen-komponen yang didalamnya terdapat tujuan utama atau tujuan dari kurikulum tersebut. Dan Karena itulah komponen-komponen tersebut saling berkaitan dan menunjang untuk mencapai tujuan dari kurikulum sehingga karena itu dikatakanlah kurikulum sebagai suatu system.

Pengertian kurikulum senantiasa berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangannya baik secara teori maupun secara praktiknya dalam dunia pendidikan, maka dari itu tidaklah mudah untuk menemukan pengertian kurikulum yang tepat secara teoritis. Berikut ini ada beberapa pengertian kurikulum yang ditinjau dari berbagai sudut pandang.

Pengertian kurikulum secara etimologis; Webster’s Third New Internasional Dictionary menyebutkan kurikulum berasal dari kata curere dalam bahasa latin curere berarti berlari cepat, tergesa-gesa, menjalani. Currere dikata bendakan menjadi Curriculum yang berarti lari cepat, pacuan, balapan, berkereta, berkuda, perjalanan, lapangan perlombaan, suatu gelanggang, jalan dll.

Pengertiankurikulum secara tradisional; Pertengahan abad ke XX pengertian kurikulum berkembang dan dipakai dalam dunia pendidikan yang berarti “sejumlah pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa untuk kenaikan kelas atau ijazah”. Pengertian ini lebih ditekankan bahwa kurikulum dipandang sebagai rencana pembelajaran di suatu sekolah yang mencakup pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah, itulah kurikulum. Pengertian tradisional ini telah diterapkan dalam penyusunan kurikulum seperti kurikulum SD dengan nama “Rencana Pelajaran Sekolah Rakyat” tahun 1927 sampai pada tahun 1964 yang isinya sejumlah mata pelajaran yang diberikan pada sekolah dasar kelas I s.d. kelas VI.

Pengertian kurikulum secara modern; Menurut Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya “Curriculum Planning” menyatakan Kurikulum adalah “Keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar baik berlangsung dikelas, dihalaman maupun diluar sekolah”. Menurut Soedijarto, “Kurikulum adalah segala pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh siswa atau mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan”. Dari berbagai pengertian kurikulum diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum ditinjau dari pandangan modern merupakan suatu usaha pembelajaran yang terencana dan untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan untuk mencapai suatu tujuan.

STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK SANG PEMBELAJAR


STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK SANG PEMBELAJAR

Bagaimanakah cara sang pembelajar dalam menyampaikan suatu materi atau pengetahuan yang ia dapat kepada peserta didik agar tidak terkesan membosankan. Hal-hal seperti inilah yang sering menjadi pokok permasalahan mengapa peserta didik kurang menanggapi atau memahami topik yang sedang di sampaikan oleh sang pembelajar, mengapa hal ini bisa terjadi?. Kurangnya kemampuan sang pembelajar dalam menguasai suasana serta terkadang sedikit monoton, dan kurangnya kemampuan publick speaking atau kecakapan dalam berbicara juga salah satu faktor yang menentukannya. Di era sekarang ini di mana dunia pendidikan sudah banyak mengalami perkembangan khususnya di bidang teknologi informasi yang banyak memberikan fasilitas-fasilitas kemudahan bagi peserta didik yang ingin memperoleh pengetahuan yang lebih banyak, di mana ketika masyarakat luas ingin mencari pengetahuan yang lebih banyak, tinggal searcing atau browsing saja ke internet, di situ sudah banyak sekali pengetahuan-pengetahuan yang dapat di peroleh baik pengatahuan yang tergolong positif maupun negative. Hal ini bisa dikatakan bahwa teknologi informasi juga dapat menjadi pesaing bagi mereka yang memiliki profesi sebagai seorang pembelajar, guru dan lain sebagainya. Jika hal seperti ini tidak di ketahui dan di pahami oleh seorang pembelajar maka peran mereka bisa jadi akan tergeser atau tergantikan oleh dunia teknologi informasi.

Seorang pembelajar haruslah mampu membuat peserta didiknya tertarik dan memiliki keinginan untuk selalu memperhatikan apa yang sedang di sampaikan. Ketika  seorang pembelajar menyadari bahwa audiens atau peserta didik ada yang merasa mengantuk, mengobrol sendiri, tidak tertarik untuk mendengarkannya maka pada saat itulah peran seorang pembelajar benar-benar di tuntut untuk dapat membuat audiens atau peserta didik untuk tertarik kembali memperhatikannya. Hal ini tentunya tidaklah mudah, sedikit selingan atau humor yang dapat merubah suasana sangat di perlukan sekali, akan tetapi bagi mereka yang latar belakang sifatnya cenderung kurang mampu untuk memberikan lelucon tentu saja sangat sulit sekali untuk menciptakan suasana yang demikian. Sesungguhnya untuk menciptakan suasana-suasana seperti itu tidaklah hanya menggunakan selingan-selingan berupa humor saja, banyak sekali metode yang dapat di gunakan, seperti menyanyi, bercerita, memberikan umpan balik terhadap apa yang telah di sampaikan dan lain sebagainya.

Pentingnya seorang pembelajar untuk mengetahui dan memahami strategi dalam pembelajaran sangatlah banyak sekali, salah satunya adalah untuk membentuk pribadi seorang pembelajar yang profesional serta berkompeten dan untuk membuat audiens atau peserta didik lebih memahami materi atau pesan yang di sampaikan. Untuk dapat memiliki kemampuan-kemampuan seperti itu tentunya seorang pembelajar haruslah selalu aktif dalam mencari tahu atau melihat perkembangan-perkembangan dunia pendidikan serta teknologi informasi di mana hal-hal itu dapat sedikit mengurangi permasalahan yang di hadapi oleh seorang pembelajar.

Jangan di klik

Powered By Widi Corporation

Bisnis Online